Berpaling Kepada Tuhan

DOA
Oleh : Chairil Anwar

Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

Cahaya Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintu Mu aku bisa mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Puisi “Doa” dari penyair Chairil Anwar di atas, sarat makna  dan  semakin relevan saat ini. Di tengah pandemic Covid 19 yang tak kunjung henti, akhirnya banyak insan tersadar dan ingat kepada yang Kalik Tuhan yang Maha kuasa dan Maha kasih. Di saat segala daya upaya dikerahkan dan lakukan untuk berusaha terhindar dan luput dari ancaman virus corona yang tak tampak tapi nyata ada dan berbahaya. Pada titik itu, setiap kita tersadar dan kembali disadarkan akan ketakberdayaan diri kita sebagai manusia yang sarat dengan kelemahan dan kekurangan. Kelemahaan dibalik arogansi kita yang terjerumus pada pengandalan kehebatan dan kekuatan logika dan pengetahuan yang seakan bisa mengatasi segalanya. Lewat syair doa dari Chairil Anwar di atas, saatnya kita dengan rendah hati dan jujur mengakui akan keterbatasan diri kita. Keluar dari kungkungan egoisme kita.

Masa pandemic covid 19 adalah masa refleksi dan introsfeksi diri yang tepat baik secara pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa. Perlu pertobatan sejati! Pertobatan sejati  adalah mengakui dengan rendah hati akan Kasih Tuhan yang tak terbatas pada hidup dan petualangan kita ditengah dunia ini. Sejatinya kita tidak bisa berpaling dari pada Tuhan. Di pintu Mu aku bisa mengetuk, Aku tidak bisa berpaling, kata Cahiril Anwar untuk menegaskan ketergantungan manusia pada Tuhan Sang Mahakuasa. Jika mau selamat dan hidup harus datang mengetuk pintu-Nya. Mintalah…dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu, carilah maka kamu akan mendapatkan (Mateus 7:7). Datanglah kepadaKu kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat (Mateus 11:28). Iman kita telah menggaris bawahi akan Kemahakuasaan dan Maha kasih Tuhan itu dalam diri dan kehidupan kita. Maka satu-satunya jalan adalah berpaling dan bersimpuh kepada-Nya agar kita selamat dan hidup.

Covid 19 ancaman dan perubahan. 

Ancaman dan gertakan Covid-19 mengejutkan kita. Menjadi ancaman karena virus itu bisa menakutkan dan ralitanya mematikan. Ancaman untuk keberlanjutan hidup dan karya kita. Maka, kita terus berjuang dan mengantisipasi dengan membenahi diri dengan aneka tertib dan disiplin mengikuti protocol Kesehatan.

Membawa perubahan! Jelas agar kita terhidar dan selamat dari ancaman covid 19 itu, kita harus mau dan dituntut untuk berubah. Perubahan adalah kunci agar kita tidak tergilas bahkan menjadi korban. Perubahan yang paling nyata saat ini adalan cara dan tempat kita belajar dan bekerja semua dari rumah (WFH dan SFH). Belajar dan bekerja pun semuanya sekarang berbasis teknologi digital, internet dan bebagai teknologi informasi yang harus kita pergunakan sebagai media dan instrumennya. Inilah kebiasan baru atau new normal yang harus kita ikuti dan tetap kembangkan (upgrade) agar kita tidak tergilas dan korban akibat pandemi covid 19.

Di tengah perubahan yang harus kita ikuti dan kelola (teknologi informasi, media sosial,dll), sekali lagi Kembali kita diingatkan dan sadarkan akan keberadaan kita sebagai ciptaan Allah yang mulia. Maka, komunaksi dan relasi dengan Sang Khalik semakin tepat dan perlu mendapat tempat yang lebih. Lewat doa-doa dan persekutuan dengan Tuhan membuat hidup kita semakin berdaya dan bersemangat. Jika kita memandang pandemic covid 19 ini sebagai satu cobaan, dengan iman dan keyakinan penuh kita kobarkan semangat bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian/cobaan melebihi kekuatan kita (1 Korintus 10: 13).

Dengan tegas Roh Kudus menyatakan bahwa Allah menyediakan bagi anak-anak-Nya kasih karunia yang memadai untuk mengatasi setiap pencobaan dan dengan demikian melawan dosa (bdk. Wahy 2:7,17,26). Kesetiaan Allah terungkap dalam dua cara:

  1. Dia tidak akan mengizinkan kita dicobai melampaui kekuatan kita, dan
  2. Bersama dengan setiap pencobaan Dia akan menyediakan suatu jalan bagi kita agar dapat bertahan dalam pencobaan dan mengalahkan dosa (bdk. 2Tes 3:3).

Dengan iman dan semangat yang berkobar kita diundang Tuhan untuk datang berpaling dan mengetuk pintu rumah-Nya. Dia akan membukakan pintu agar kita dapat menghadapi dan bebas dari permasalahan yang kita hadapi. Tuhan Yesus menyertai peziarahan dan karya hidup kita.

Apul Tumanggor

Scroll to Top