SMA Tarsisius II Jakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam mengedukasi siswa tentang ketahanan pangan dan cinta produk lokal melalui perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) yang meriah dan edukatif. Acara yang dipenuhi semangat kebersamaan ini menjadi panggung bagi siswa untuk mengeksplorasi kekayaan kuliner Indonesia.
Bazaar Pangan Lokal: Dari Siswa, untuk Semua!
Bukan sekadar perayaan formal, HPS di SMA Tarsisius II dikemas dalam bentuk bazaar makanan yang diorganisir langsung oleh para siswa. Dalam suasana ceria, seperti yang terlihat dalam foto, lapangan sekolah disulap menjadi pasar dadakan yang dipenuhi aneka ragam makanan tradisional dan jajanan khas Nusantara yang lezat.
- Pangan Alternatif: Siswa memperkenalkan beragam olahan dari bahan pangan lokal selain nasi, seperti umbi-umbian (singkong, ubi) dan kacang-kacangan, sebagai bentuk edukasi tentang diversifikasi pangan.
- Kolaborasi Rasa: Setiap kelas berpartisipasi dengan menyajikan menu unik, mulai dari makanan gurih seperti tempe mendoan crispy, aneka gorengan, hingga hidangan manis seperti kue-kue tradisional. Momen ini sekaligus menjadi ajang kreativitas siswa dalam mengolah dan menyajikan makanan sehat dengan tampilan menarik.
Menanamkan Nilai Penting Ketahanan Pangan
Di balik keseruan pesta makanan, perayaan HPS ini membawa misi penting. Tujuannya adalah menanamkan kesadaran pada generasi muda tentang pentingnya pangan yang aman, sehat, dan bergizi bagi masa depan yang lebih baik.
Perayaan Hari Pangan Sedunia menjadi momen krusial untuk mengingatkan kita semua, terutama para siswa, akan pentingnya menghargai setiap makanan dan mendukung petani lokal yang telah bekerja keras. Ini adalah langkah nyata dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Para siswa terlihat antusias, baik saat menyiapkan hidangan (terlihat dari piring-piring penuh makanan yang menggiurkan) maupun saat mengantri untuk mencicipi kreasi teman-teman mereka. Hal ini memperkuat ikatan kebersamaan dan rasa syukur atas ketersediaan pangan yang beragam.
Kebersamaan dan Budaya: Pesona Batik dan Kuliner
Perayaan ini juga menonjolkan kekayaan budaya Indonesia. Mayoritas siswa dan guru tampak mengenakan pakaian batik yang menambah semarak nuansa lokal. Perpaduan antara budaya batik yang adiluhung dan kuliner tradisional menciptakan pengalaman yang unik dan mendalam bagi seluruh warga sekolah.
Momen seperti ini tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa tentang gizi seimbang dan pangan lokal, tetapi juga mengajarkan mereka keterampilan sosial, kolaborasi tim, dan rasa tanggung jawab terhadap isu global.





